"Satuan berat. Nah, ada yang tau nggak kenapa harga cabai jadi mahal?" tanya Bu Nia.
Semua anak terdiam.
"Tau harga cabai sekarang?" tanya Bu Nia lagi.
"Rp70.000,oo?" jawab seseorang ragu-ragu.
"Ya. Harga cabai sekarang mahal. Akhirnya para petani tergiur dengan harga yang melonjak naik. Jadi cabenya belum matang sepenuhnya. Harga mahal, kualitas buruk." ujara Bu Nia.
Setelah Matematika, istirahat, dan IPS. Membahas apa saja yang akan dipelajari di semester dua ini. Ada gejala alam, globalisasi, dan ekspor dan impor.
Istirahat usai. IPA dimulai. Pak Fauzi membawa sebuah bola berwarna oranye. Kemudian Pak Fauzi meminta murid 6A untuk tepuk pramuka.
Prok prok prok... Prok prok prok... Prok prok prok prok prok prok prok...
"Kalau tangan Pak Fauzi menyentuh bola, berarti diam. Kalau semakin jauh dari bola, tepuk tangannya semakin keras." terang Pak Fauzi.
Prok prok prok... Prok prok... Prok prok prok...
"Nah sekarang liat ke depan. Loh? Ko gak ada yang tepuk tangan? Kan Bapak nggak pegang bola?" Pak Fauzi mengingatkan.
Prok prok prok...(Sampai Pak Fauzi memegang bola)
"Nah gitu." kata Pak Fauzi.
Prok prok prok...(Sampai Pak Fauzi memegang bola)
"Udah ah... Pak Fauzi capek." kata Pak Fauzi.
"Oh tidak bisa. Bapak kan yang minta." ucap Sahira.
"Asisten! Tolong berdiri. Nah buka buku yang itu." Pak Fauzi meminta bantuan pada Fauzan.
"Yang ini?" tanya Fauzan.
"Bukan. Masa lagsung halaman 6? Memangnya kamu sekolah langsung kelas 6?" ujar Pak Fauzi yang masih memegang bola.
"Nah, tolong tulisin ya." pinta Pak Fauzi lagi.
"Iya. Tulis apa?" tanya Fauzan.
"Emmm..." Pak Fauzi bingung. Fauzan malah duduk. "Yahhh... Ko duduk. Cepet tulis!"
"Tulis apa?" Fauzan bertanya.
"Benda yang diam menjadi bergerak." jawab Pak Fauzi.
"Hu...! Kecil kecil amat!" keluh Nadira.
"Ko protes?" Fauzan ikutan protes ke Nadira.
"Jadi gaya adalah..." omongan Pak FAuzi terputus dengan tepuk tangan.
Prok prok prok...(Sampai Pak Fauzi memegagng bola).
"Ihh... Nakal. Ngerjain guru." protes Pak Fauzi.
"Habisnya Pak Fauzi yang minta." kata seseorang.
"Udah ahh. Biarin yang tepuk tangan capek sedndiri." kata Pak Fauzi akhirnya.
Prok prok prok
Prok prok prok
Prok prok prok
Prok prok prok (Sedikit yang tepuk tangan)
Prok prok prok (Semakin sedikit yang tepuk tangan)
"Oh tidak bisa. Bapak kan yang minta." ucap Sahira.
"Asisten! Tolong berdiri. Nah buka buku yang itu." Pak Fauzi meminta bantuan pada Fauzan.
"Yang ini?" tanya Fauzan.
"Bukan. Masa lagsung halaman 6? Memangnya kamu sekolah langsung kelas 6?" ujar Pak Fauzi yang masih memegang bola.
"Nah, tolong tulisin ya." pinta Pak Fauzi lagi.
"Iya. Tulis apa?" tanya Fauzan.
"Emmm..." Pak Fauzi bingung. Fauzan malah duduk. "Yahhh... Ko duduk. Cepet tulis!"
"Tulis apa?" Fauzan bertanya.
"Benda yang diam menjadi bergerak." jawab Pak Fauzi.
"Hu...! Kecil kecil amat!" keluh Nadira.
"Ko protes?" Fauzan ikutan protes ke Nadira.
"Jadi gaya adalah..." omongan Pak FAuzi terputus dengan tepuk tangan.
Prok prok prok...(Sampai Pak Fauzi memegagng bola).
"Ihh... Nakal. Ngerjain guru." protes Pak Fauzi.
"Habisnya Pak Fauzi yang minta." kata seseorang.
"Udah ahh. Biarin yang tepuk tangan capek sedndiri." kata Pak Fauzi akhirnya.
Prok prok prok
Prok prok prok
Prok prok prok
Prok prok prok (Sedikit yang tepuk tangan)
Prok prok prok (Semakin sedikit yang tepuk tangan)
Prok prok prok (Amat sedikit yang tepuk tangan)
"Capek juga kan." ujar Pak Fauzi.
"Hahaha..."
6A nakal sih. Jadi begini deh. Hahaha...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar