Pagi yang menyenangkan dan sibuk. Beberapa anak masih harus menyelesikan pidatonya. Tak lama, bel berbunyi.
"Tuliskan nama kalian. Tapi menurun. Contohnya seperti ini." Bu Dwi mulai menulis untuk memeberikan contoh.
"Kemudian tulus arti dari setiap huruf. Misalnya 'H'.Hari-hariku ..." lanjut Bu Dwi.
"Oh."
Setelah MM dan T2Q, bimbel IPA (reguler) dimulai.
"Kerjakan halaman 181. Dikerjakan di LKJ ya." kata Pak Fauzi.
"Sayang Pak." kata Hantika.
"Nggak apa-apa." ujar Pak Fauzi.
Istirahat dan Bahasa Indonesia.
Segera 6A menyelesaikan pidatonya. Tak lama, Bu Ulfa datang.
"Dikocok ya yang baca pidatonya." kata Bu Ulfa.
"Yahh. Masa aku nomor 30." keluh Naura.
"Aku nomor 4." Salma kecewa.
"Aku nomor 15." kata Kiki.
"Wah... Curang. Nomornya pas banget." beberapa anak iri.
"Ah. Nomor 1." Rijal terkejut.
"Tuker sama aku dong." pinta Rizki. Mereka bertukar kocokan.
"Rambut!" ikhwan memegang kepala mereka.
"Mainan." ralat Sahira.
"Hog yang bawa mainan."
"Saya bawa handphone Pak. Nih." beberapa anak mengaku membawa handphone. Hahaha. Rupanya tempat pensil meraka jadi handphone ya.
Alhamdulillah, 6A selamat dalam razia itu. Tidak ada yang membawa mainan atau pun handphone.
"Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh." Rizki memulai pidatonya.
"Wa'alaikumsalam Warahmatullahi Wabarakatuh." jawab 6A dan Bu Ulfa serempak.
Istirahat. Kembali 6A bercoloteh ria. Tak lama, sebagian akhwat meminta pergantian siswa teladan.
"Akhwat ya Bu siswa teladannya." pinta Rizka.
"Hmm." Bu Nia berpikir sejenak. Mau atu jawabannya? Lihat di Siswa Teladan 6A.
Matematka dimulai.
"Siswa teladan kali ini akhwat ya." kata Bu Nia.
"Horee!" akhwat bersorak senang.
"Siswa teladannya adalah..." Bu Nia mulai mengumumkan.
Setelah pengumuman siswa teladan 6A, Bu Nia bercerita tentang crop circle yang sedang marak-maraknya diberitakan. Kemudian bermain kelipatan 7.
"Satu."
"Dua."
"Tiga."
"Empat."
"Lima."
"Enam."
"Dor.
"Delapan."
Mengerti cara bermainnya? Kalu tidak, ini jawabannya.
"Setiap kelipatan 7, nanti bilang dor. Contoh. Satu, dua, bla, bla, enam, dor, delapan, dan seterusnya." papar Bu Nia.
"Dua puluh."
"Eh?" Zaenab bingung.
"Berapa tadi?" tanyanya.
"Jiahh." 6A ikut bingung.
Permainan diulang kembali.
"10."
"11."
"12."
"13."
"14." kata Zaenab.
"Dor Zaenab." 6A mengingatkan.
Yang ketiga masih sama. Namun, yaang keempat, Alhamdulillah.
"21."
"Ihhh."
"Allahummarhamnibilquran." 6A membaca do'a Khotmil Qur'an.
"Allhamumma dzakirni itu artinya 'ingatkanlah hamba bila hamba lupa menginatnya' dan Minhumajahiltu artinya 'dari kebodohan kami'. Konsentrasi ya." kata Bu Nia.
Berkali-kali salah. Diganti keilaptan lima pun tetap saja sama. 6A selalu membaca do'a Khotmil Qur'an tiap ada kesalahan dan itu selalu otomatis terucap.
Bahasa Sunda.
Pak Yuhdi memberikan tugas untuk mencari peribahasa Bahasa Sunda.
Setelah 15.
"Fuhhhhh." beberapa anak ngosngosan karena bolak balik mencari peribahasa Bahasa Sunda. Ada juga yang santai. Jelas, mereka mencari di perpustakaan.
"Curang, nggak ngasih tau ada buku peribahasa Bahasa Sunda di perpustakaan." beberapa anak protes kepada yang mencari di perpustakaan.
"Lagian kalian langsung pergi." jawab Sarah.
Setelah Bahasa Sunda, Shalat Ashar, dan pulang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar