Rabu, 09 Februari 2011

Ulangan Dadakan

MM, T2Q, bimbel IPA (reguler).
"Keluarkan buku Detik Detik UASBN-nya." kata Pak Fauzi.
"Nggak bawa Pak." kata beberapa anak.
"Belajar di luar ya. Belajar IPA atau apa saja." kata Pak Fauzi tegas.
"Kalian kan sudah kelas 6, kalian tidak boleh lupa bawa buku!" Pak Fauzi mengingtakan.
"Iya Pak."
"Oke. Nomor 1!" lanjut Pak Fauzi.
"Loh? Ko nomor 1. Nomor 21 Pak!" ralat Salsa.
"Maksudnya, nomor 1 sampai 20 sudah. Sekarang nomor 21." jawab Pak Fauzi.

"Hitung benarnya. Bagi empat!" kata Pak Fauzi.
6A sibuk menilai soal masing-masing.
"Kalau ada yang seratus nilainya diantara kalian. Nanti Bapak..." kata Pak Fauzi setengah.
"Traktir kita!" seru 6A.
"Bukan. Nanti Bapak ditraktir kalian." lanjut Pak Fauzi.
"Yah..."
"Hahaha."

Istirahat, Bahasa Indonesia.
"Siapkan panggungnya ya." kata Bu Ulfa.
"Iya."

"Dikocok lagi ya nomor urutnya!" kata Bu Ulfa.
"Woy! Dikocok lagi!" seru Rizka.
"Hore!!!" sorak beberapa murid 6A.

Hasilnya? Nomor urut 1 adalah kelompok Ariq dan kawan kawan. Nomor urut 2 kelompok Alya dan kawan kawan. Nomor urut 3 Hana dan kawan kawan. Terakhir, nomor urut 4 kelompok Rizal dan kawan kawan.

"Dor dor dor!" kelompok Ariq memainkan drama yang bertema perjuangan Palestina.
"A..." Farhan berpura-pura mati.

"Abang tukan bakso, mari mari sini! Aku mau beli!" kelompok Alya bernyanyi ria. Mereka memainkan drama bertema perampok yang ingin bertaubat. Saat itu, para polisi sedang istirahat untuk makan Bakso.

"Loh? Aku dimana? Ade ko tdak ada? Jangan jangan..." kata Karima. Kelompok Hana sedang memainkan drama yang bertema pembunuhan dan penculikan yang misterius. Saat itu, Karima yang sedang berperan sebagai Kakak dibuang oleh para penculik. Sementara Salma, sang adik, dibawa oleh para penculik itu.

"Merdeka atau..." kata Syafik setengah.
"MATI!" teriak Haidar.
Wah, rupanya kelompok Rizal sudah memulai dramanya. Temanya peperangan. Haidar dan Syafiq akan berperang melawan Kiki dan Kakang (pastinya bohongan, kan drama).

Semua kelompok sudah menampilkan dram dengan sebaik mungkin. Walau pun masih ada yang ketawa ketawa, berdebat diatas panggung, senyum senyum, dan sebagainya.

"Hari ini hari terakhir Bu Ulfa mengajar di kelas 6A." kata Bu Ulfa.
"Huhuhu... Hiks... Hiks..." 6A pura pura menangis.
"Nggak usah nangis. Kan nanti juga ketemu di kantor." hibur Bu Ulfa.

Setelah itu, Bu Ulfa mengumumkan nilai pidato kelas 6A. Haidar dan Ariq mendapatkan nilai 96. Nilai merekalah yang paling tinggi diantara seluruh murid dari kelas yang semangat itu. Mereka Insya Allah akan membawakan pidato saat pelepasan nanti.

Istirahat, Matematika, Bahasa Sunda.
Pak Yuhdi mengadakan ulangan. ULANGAN DADAKAN!

"Bapak, riview dulu ya!" pinta 6A.
"Kalian belajar ya. Waktunya mau beraoa menit? 5 menit? 10 menit? 15 menit? 20 menit?" tanya Pak Yuhdi.
"20 menit!" jawab 6A serempak.
"Oke. 20 menit. Tapi, kalau ada satu orang bicara, dikurangi satu menit." kata Pak Yuhdi.

20 menit lebih sudah berlalu. Saat ulangan...
"Ih Bapak! Katanya pupuh doang!" protes 6A.
"Cuma dikit ko." kata Pak Yuhdi enteng.
"4 dibilang dikit Pak?" tanya seseorang.

Agenda kali itu bukan hanya ulangan, namun mencari pribahasa lagi sampai 20. Di perpustakaan...
"Gantian dong ikhwan!" protes Pipit.
"Gantian dong!" tambah Rizka.
"Iya nih." kata akhwat yang lain.

Setelah ikhwan selesai, akhwat meminjam buku yang tadi digunakan ikhwan untuk mencari pribahasa atau babasan.

"6A jadi telat terus nih semenjak kelsa 6 semester dua." gumam Salsa.
"Iya tuh." tambah Hantika.
"Siapa yang telat?" tanya Bu Nia.
"6A Bu."
"Siapa saja?" tanya Bu Nia lagi.
"Ya semuanya Bu." jawab Salsa.

Shalat Ashar dan pulang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar