Senin, 28 Februari 2011

Emak Ingin Naik Haji


Hujan kembali mengguyur Bogor. Akhirnya upacara tak dilaksanakan karena hujan. 6A pun segera berbaris dengan rapi.

6A memulai MM. Kemudian bimbel Matematika (reguler).
"Perwakilan satu orang perkelompok untuk mengambil soal." kata Bu Nia.
Tujuh orang wakil dari tujuh kelompok maju ke depan. Kemudian mengambil satu buah soal dan mengerjakannya perkelompok.

Bahasa Indonesia.
Murid 6A mendapat satu huruf abjad dari Bu Eha. Kemudian Bu Eha meminta 6A untuk menuliskan sebuah kata kerja.
"X gimana Bu?" tanya Naura bingung..
"Mmm... apa ya?" akhwat membantu Naura berfikir.
"Ibu, Q gimana?" Sarah Ikut bingung.
"Apa ya?"

Istirahat, Bahasa Inggris, istirahat, T2Q (latihan khotmil), PAI.
Sebuah meja berada di depan kelas. Itu mengundang perhatian akhwat untuk menaikinya. Farhan dan Amirul hanya bisa melihatnya dari bawah. Memang hanya mereka yang baru datang.
"Turun turun!" seru Pak MUsyafa melihat anak didiknya naik ke meja.
Akhwat turun. Sebagian diantara mereka tertarik dengan laptop Pak Musyafa yang berwarna, sudahlah. Kalian bisa mengetahuinya jiga bertanya ke Pak Musyafa.

"Emak Ingin Naik Haji"
Begitu yang tertulis di layar laptop Pak Musyafa. 6A menontonnya dengan seksama. Tiba-tiba...
"Yahh..." 6A kecewa karena tiba-tiba papan tulis yang semulanya ada film Emak Ingin Naik Haji itu hilang.
"Jangan digoyangkan ya." pesan Pak Musyafa.
"Haidar sih." tuduh beberapa ikhwan.
"Ih apaan. Aku nggak ngapa-ngapain." elak Haidar.
"Eh, sudah." lerai seseorang.
Tak lama kemudian, film kembali berputar.

"Aaa..." jerit akhwat histeris.
"Lagian lari-lari." kata ikhwan 6A.
"Sstt..." seseorang mengisyaratkan 6A untuk diam.

"Pengumuman pengumuman, kepada murid kelas 5A, tidak hujan-hujanan karena sebentar lagi shalat Ashar." kata Bu Entin dari pengeras suara. "Kemudian, shalatnya di kelas."
"Yeee!" sorak kelas lain.
6A tak begitu mempedulikannya, mereka lebih tertarik dengan film Emak Ingin Naik Haji yang sebentar lagi akan selesai.

Shalat Ashar di kelas 6A dan pulang dengan guyuran hujan.

Jumat, 25 Februari 2011

Hari Menangis Atau Tertawa?

6A berjalan menuju ke dalam kelas. Sementara yang tidak bawa pin tetap di luar sampai selesai do'a.

Berdo'a selesai, yang di luar masuk ke dalam. Bu Nia meminta 6A untuk berinfaq. Setelah itu belum ke Matematika.
"Alya, Salma, ini nanti dikembalikan lagi ya. Simbolis aja. Soalnya belum ditanda tangan Bu Entin." kata Bu Nia.
Mereka mengangguk.

Setelah memberikan piagam, 6A memulai Matematika. Belajar tentang pecahan. Mengulang kembali.

PJK.
Pemanasan dan peregangan selesai. Setelah dinilai atletik, 6A bebas. Akhwat dan ikhwan bermain bola. Mereka nggak saling melawan. Tapi meraka bermain bolanya tidak campur antara ikhwan dan akhwat. Tapi ikhwan-ikhwan, akhwat-akhwat.

Istirahat.
Hari ini 6A bingung. Apakah Hari Menangis atau Tertawa? Hari ini ada banyak akhwat yang menangis. Baru satu orang sih yang menangis. Namun 6A berusaha untuk tertawa. Tapi tak bisa.
"Hahaha..." mereka mencoba, mencoba, dan mencoba. Tetapi hasilnya sama saja.

Bimbel Bahasa Indonesia (reguler), keputrian dan shalat Jumat, Istirahat.
Banyak yang bertengkar. Banyak yang saling marahan. Entahlah, kenapa bisa begini. Harusnya 6A tertawa. Tetapi kemarinlah 6A tertawa dan tertawa. Tapi hari ini? Oh, ini berkebalikan. Kemarin 6A tertawa bersama penuh dengan kegembiraan. Namun hari ini banyak yang menangis. Dua orang pun ikut menangis. Jadi totalnya ada tiga orang yang menangis.

Bimbel Bahasa Inggris (reguler).
Tak ada tawa. Tak ada kegembiraan. Sepertinya hari ini sangat 'garink' bagi 6A. Apakah itu salah makan, mimpi apa semalam, atau apa pun itu. 6A hanya terbawa oleh pelajaran dan mengikutinya dengan baik.

IPA, shalat Ashar dan pulang.

Kamis, 24 Februari 2011

Badai Makaroni

"Itu, ada badai makaroni di kelas." begitulah yang diucapkan beberapa akhwat yang sedang asyik mengobrol di pintu.
"Tadi malem, ada badai makaroni. Nah, Haidar ngambilin makaroninya. Terus dibagiin deh." canda Sahira.
"Haidar pagi-pagi langsung ke kantin bilang, "Makaroni tiga puluh." Ya kan?" tanya Fauzan.
Haidar mengangguk. Ia sedang asyik bersama komik Tin Tinnya.
"Makasih ya Haidar." kata akhwat.
"Iya."
"Kita kan boongan. Kenapa dikasih beneran?" Hantika heran. Memang sih, kemarin akhwat nagih Haidar. Katanya, Haidar mau traktir 6A. Padahal hanya bercanda, tapi beneran. Haha, tak apalah. Terimakasih Haidar.

Hari Badai Makaroni 6A dan Hari Menangis Akhwat 6A. Kalau Hari Badai Makaroni 6A itu baru. Kalau Hari Menangis Akhwat 6A sudah dirayakan dua kali. Tepatnya kelas lima dan kelas enam. Ada-ada saja ya?

IPS dimulai. Buku IPS dikeluarkan. Kemudian mendengarkan penjelasan dari Bu Eha lalu mengerjakan latihan.

T2Q, istirahat.
Akhwat 6A tengah bersiap. Beberapa diantara mereka mengikuti acara Hari Menangis. Setelah makan, mereka menuju ke belakang kelas (bukan kamar mandi ikhwan ya!).
"Apakah kalian sayang dengan orang tua kalian? Apakah kalian mencintai mereka?" Sahira, Alya, dan Pipit sedang menjadi trainer.
"Hiks... hiks..." satu-persatu dari mereka sudah menangis. Air mata meleleh begitu saja. Walau pun ada gangguan dari ikhwan.
"Hmm..." Oci memasang tampang sedih. Padahal sih, baiasa aja.

"Ada apa nih?" tanya Bu Nia tiba-tiba.
"Ini Bu. Kan hari ini Hari Menangis." jawab Pipit.
"Oh."

Hidung murid 6A yang menjadi 'korban' para trainer itu memerah. Mereka amat menghayati apa yang disampaikan para trainer. Namun, Pak Musyafa sudah datang. Tampang sedih segera diubah menjadi semangat.

"Hmm..." Pak Musyafa menggeleng-gelengkan kepala melihat anak muridnya banyak yang menangis.
"Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh." kata Pak Musyafa.
"Wa'alaikumsalam warahmatullhai wabarakatuh." jawab beberapa murid 6A.
"Siapa yang tadi masih mengobrol ketika Pak Musyafa sudah salam?" tanya Pak Musyafa tegas. "Silahkan berdiri di depan."
Oci, dan kawan-kawannya maju ke depan (maaf ya, admin lupa. Kalau ada yang tau, silahkan komentar).
"Jongkok berdiri sepuluh kali." kata Pak Musyafa.
"Satu... dua..." kata mereka sambil jongkok berdiri.
"Buat saf." kata Pak Musyafa lagi.
"Kaya Tahu Rasa ya?" gumam Rizki.

"Bismillahirahmanirahim." kata Pak Musyafa.
"Bismillahirahmanirahim." mereka mengikuti.
"Ya Allah."
"Ya Allah."
"Saya berjanji."
"Saya berjanji."
"Dari hati saya yang paling dalam."
"Dari hati saya yang paling dalam."
"Mulai saat ini."
"Mulai saat ini."
"Saya akan disiplin."
"Saya akan disiplin."
"Dan mengikuti intruksi dari guru."
"Dan mengikuti intruksi dari guru."
Mereka melakukan hal yang sama selama empat kali. Yang pertama menghadap ke arah timur, selatan, barat dan utara. Pak Musyafa tidak marah, hanya Pak Musyafa ingin 6A lebih disiplin saja.

PKn. Ada tiga orang tamu yang datang ke kelas 6A. Sepertinya ingin melihat 6A belajar. 6A tidak terlalu heran. Mereka lebih berkonsentrasi kepada pelajaran PKn.

6A mulai bermain. Permainannya seperti yang ada di 6A Semangat edisi Perkumpulan Konsentrasi.

Istirahat, Matematika.
Bu Nia mulai membacakan nilai murid 6A. Tetapi yang dibacakan adalah nilai 70-100. Kemudian Bu Nia mempunyai sedikit informasi mengenai nilai TO JSIT.
"Nanti nilainya dikasih tau berbarengan dengan nilai TO SDIT." terang Bu Nia.
"Yah..." 6A cemberut.
"Bu Nia takutnya begini, yang NEMnya diatas 24 lebih semangat lagi. Tapi yang dibawah 24 jadi nggak semangat." kata Bu Nia.
"Malahan kalau yang NEMnya dibawah 24 malah nambah semangat Bu." kata Rizka.
"Hmm... Oke, yang diatas 24 orang itu dari seratus sembilan belas anak hanya ada lima orang. Dan tiga dari meraka ada di 6A." kata Bu Nia.
"Hore!!!" sorak 6A bahagia.
Na,paknya mereka tidak terlalu kecewa. Lagi pula hanya evaluasi.

Bahasa Indonesia.
Ricuh. Hanya sedikit dari mereka yang memperhatikan. Bu Eha sabar melihat anak didiknya itu. Terutama saat mengerjakan tugas dan presentasi. Ada yang kejar-kejaran. Ada yang ledek-ledekan, bahkan ada yang bertengkar dan hampir saling adu fisik. Jangan ditiru ya teman!

Shalat Ashar dan pulang.

Rabu, 23 Februari 2011

Puisi

MM, T2Q, bimbel IPA (reguler), istirahat, Bahasa Indonesia.
"Sahabat..."
"Air..."
"Bung Karno..."
"Tukang koran..."
"Pengemis cilik..."
Dan lain lain. 6A sedang latihan puisi. Mereka akan tampil di depan kelas sambil membacakan sebuah puisi.

Murid 6A membuat puisi yang berjudul Kesedihan Palestina oleh Hana, Sule oleh Kakang, Pengemis Cilik oleh Icha, Api oleh Kiki, Merdeka Indonesiaku oleh Rizal, Bintang oleh Sarah, Ibu oleh Adi, Ibu oleh Hantika, Tembok oleh Syauqi, Tukang Koran oleh Salma, Bunda oleh Zaenab, Tentang Sahabat oleh Karima, Pencopet Cilik oleh Ulil, Timnas Kita oleh Rizki, Bunda oleh Nisa, Ibu oleh Fauzan, Bendera Pusaka oleh Ariq, Ibu oleh Amirul, Teman Segalanya oleh Alya, Bung Tomo oleh Sahira, Ibu oleh Salsa, Ibu oleh Saniyyah, Sosis oleh Pipit, Kelasku oleh Farhan, Sahabat oleh Naura, Bung Karno oleh Nadira, Arti Persahabatan oleh Rizka, Bang Roma oleh Oci, dan Obama oleh Haidar.

Bagaimana menurut kalian? Mana yang kalian suka? Coba simak beberapa pendapat murid 6A sendiri.
"Haha, semuanya lucu-lucu puisinya," komentar Sahira.
"Bagus, aneh, dan kocak," komentar Salsa.

Istirahat, Matematika.
"Bu Nia beri waktu untuk melihat soalnya hanya lima hitungan. Kalau sudah, simpan di kolong meja." kata Bu Nia.
"Satu..."
"Dua..."
"Tiga..."
"Empat..."
"Lima... Selesai!" Bu Nia menyudahi.
"Bu! Nomorlima bagian B!" seru Fauzan.
"Bu Nia tidak akan membahas soal. Itu sama aja bohong. Oke, sekarang perhatikan ke depan!" jawab Bu Nia.

Setelah riview, 6A mengerjakan 15 soal Matematika yang tersedia. Hingga satu jam kemudian, 6A mengumpulkannya. Usai itu, Bahasa Sunda dimulai.

Shalat Ashar dan pulang.

Selasa, 22 Februari 2011

Perang Kertas


Macet. Itu menjadi alasan beberapa murid 6A yang terlambat. Memang agak macet sih.

Setelah berbaris, 6A memasuki kelas. Kemudian berdo'a dengan khusyuk. Usai itu, 6A memulai MM dengan murajaah.

"Akhwat berbaris disini. Ikhwan berbaris disitu." kata Bu Nia.
"Bla... bla... bla..." 6A asyik dalam sebuah obrolan.
"Bu Nia tidak meminta kalian berkumpul seperti ini. Ayo berbaris!" kata Bu Nia.
6A segera berbaris.
"Bu Nia akan mulai dari sebelah kanan Bu Nia. Akhwat. Hitung sampai empat." ujar Bu Nia.
"Satu."
"Dua."
"Tiga."
"Empat."
"Lima, eh. Satu."
"Dua."
Dan seterusnya.

"Ikhwan. Mulai!" kata Bu Nia.
"Satu."
"Dua."
"Tiga."
"Empat."
"Satu."
Dan seterusnya.

Setelah berhitung..,
"Satu satu satu!"
"Dua dua dua!"
"Tiga tiga tiga!"
"Empat empat empat!"

Tiga kelompok ikhwan dan empat kelompok akhwat sudah berkumpul. Mereka memilih tempat duduk, 6A sibuk memindahkan meja mereka-masing masing sesuai dengan gambar berikut.


T2Q, Matematika.
"Ada jamur terbang!" seru Nadira.
"Mana? Oh, iya!" seru beberapa murid 6A.
"Apaan sih?" tanya Bu Nia heran seraya menengok ke jendela. "Oh itu."

Istirahat, IPA.
"Hari ini kita ulangan." kata Pak Fauzi.
"Apa?"
"Iya. Waktu itu kan sudah diberi tau." papar Pak Fauzi.

6A sedang mengerjakan 20 soal ulangan IPA tersebut. Kemudian membahasnya. Bagian PG poinnya satu, bagian isian poinnya dua. Kemudian ditambahkan, dikali empat, dan itulah hasilnya. 15 + 10 = 25 x 4 = 100.
"Langsung kasih ke Pak Fauzi ya yang sudah." ujar Pak Fauzi. "Yang ngasih langsung ke orangnya berarti penghianat."

Istirahat, Mentoring, IPS.
Bu Eha menerangkan materi tentang globalisasi kembali. Namun, beberapa murid 6A malah main-main.
Tuing!
Kakang memulai melempar kertas kepada akhwat.
"Ih!" sambil melempar kertas.
Tuing! Tuing! Tuing!
Adu lempar kertas terus terjadi. Beberapa anak menjadi korbannya. Hahaha. Padahal Bu Eha sedang menerangkan materi.
"Kalau 6A nggak ribut, itu namanya salah makan. Kalau 6A ribut, itu biasa." begitu kata Bu Nia.

Shalat Ashar dan Pulang.

Senin, 21 Februari 2011

Perkumpulan Konsentrasi

Pagi yang cerah. Di lapangan, tampak beberapa anak melihat sebuah pesawat yang menerjunkan beberapa orang. Mereka sedang terjun payung. Ada yang bilang kalau itu adalah 'jamur terbang'. Memang mirip sih. Hahaha.

Bel berbunyi. 6A bergegas menuju lapangan berebut barisan. Setelah berbaris, upacara dimulai. Petugas hari itu adalah kelas 5A.

Bimbel Matematika (reguler).
"Ganti tempat duduknya dong Bu!" pinta beberapa anak.
"Hmm... Siapa yang mau besok?" tanya Bu Nia.
"Satu dua tiga... Sepuluh orang." kata Bu Nia.
"Siapa yang mau pas istirahat?" tanya Bu Nia lagi.
"Satu dua tiga... Enam orang. Yasudah, besok saja pas MM." kata Bu Nia akhirnya.
"Hore!" sorak yang memilih hari Selasa saat MM.

Bimbel pun dimulai. 6A mulai mengerjakan soal demi soal. Tak terasa waktu bimbel sudah habis. Bahasa Indonesia pun dimulai setelah Bu Eha masuk.

"Yang belum selesai, silahkan lanjutkan puisinya. Yang sudah, kerjakan LKS." kata Bu Eha seraya menulis di papan tulis.
6A yang sedang ribut-ributnya itu hanya mengiakan.

Istirahat.
"Ish! Hantika!!!" protes Nisa.
"Hahaha." Hantika berlari menghindar supaya mukanya tidak diolesi krim kue. Hari ini, 21 Februari, Nadira ulang tahun yang ke 12.
"Ih, nggak mau!" protes Rizka yang dari tadi dikejar-kejar.
"Hahaha."

Bahasa Inggris.
Bu Sari hanya menggeleng melihat akhwat 6A masih kejar-kejaran. Ikhwan hanya duduk tenang di bangku mereka (walau pun ada yang mengobrol).
"Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh!" Bu Sari memberi salam.
"Wa'alaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh!" jawab 6A serempak.

"Tomorrow, i will have a sport lesson. We will do a sprint race..." dan seterusnya.
Hari itu adalah penilaian membaca. 6A akan dites Bu Sari untuk membaca sebuah wacana bahasa Inggris (tentunya).

Istirahat, T2Q. Seperti biasa, latihan khotmil. PAI.
"Nanti kalian berkumpul sesuai apa yang disebutkan Pak Musyafa. Misalnya, rukun iman, maka kalian berkumpul dengan enam orang." terang Pak Musyafa.
6A mengangguk faham.

"Satu dua... Surat An Nas!" seru Pak Musyafa.
6A rusuh mencari kelompok yang berjumlah enam orang.
"Siapa yang tidak adapat teman?" tanya Pak Musyafa.
Beberapa anak mengancungkan tangan.
"Oke, nanti maju ke depan. Siap. Satu dua..." dan seterusnya. Hingga Pak Musyafa menyebutkan jumlah rakaat shalat lima waktu.
"Sini satu ikhwan!" seru akhwat yang kekurangan satu orang.
"Ahh..." Haidar melangkah tenang menuju akhwat. "Gak jadi deh."
"Yaudah aku aja." kata Fauzan sambil melangkah menuju akhwat 6A.
"Hore!!!" sorak akhwat 6A dan Fauzan senang.
"Ikhwan siap-siap maju." kata Pak Musyafa.
"Dari pada maju, mendingan kesini." kata Fauzan.
"Hahaha."
"Oke, lanjut. Satu, dua... Dua puluh lima Nabi!" seru Pak Musyafa.
Seperti biasa, akhwat berkumpul. Tinggal menunggu ikhwan datang. Akhirnya, sembilan orang ikhwan menghampiri akhwat.
"Hore!!!" sorak akhwat plus sembilan orang ikhwan.

Pak Musyafa meminta Adi, Alya, Amirul, Ariq, Kakang, Farhan, Nisa, Haidar, Oci, Syafiq, Kiki, Rizal, Rizki, Icha, Nadira, Sahira, Saniyyah, Sayaqi, Salsa, Ulil, dan Zaenab untuk maju ke depan. Mereka berduapuluh satu itu harus memperagakan gerakan Sinta Jojo. Namun, karena tak sanggup, Pak Musyafa yang baik hati itu memberi kebebasan untuk 'berjoget'.
"Angkat tangannya. Semuanya siap? Stel musiknya Bang!" seru Nisa.
"Jep ajep ajep ajep!" seru akhwat 6A.
"Hahaha."

Pak Musyafa pun beralih ke materi. Tentang qada dan qadar. Di sela-sela belajar 6A, Pak Musyafa juga memberikan game lainnya.

Shalat Ashar dan pulang.

Kamis, 17 Februari 2011

Matematika yang Menyenangkan

Pagi yang cerah menyambut hari 6A untuk belajar dengan penuh semangat. Setelah berbaris dan berdo'a, 6A memulai pelajaran IPS.

Bu Eha memulai dengan games. Hanya 6 petanyaan. Hasilnya, kelompok B dan C yang menang (skor 200). Sementara kelompok A dan D menjadi juara dua yang bukan berarti kalah (skor 100).

Setelah diberikan tugas dari Bu Eha, beberapa anak mulai berkeliaran keluar. Ada bule!
"Ada bule tau!" seru Salsa dan Nadira.
"Ahh..." kata beberapa anak setengah berteriak.
"Bu ke kamar mandi ya!" langsung saja beberapa akhwat yang penasaran pergi ke toilet sekaligus melihat bule itu.

"Curang ya kelas 5." gumam Alya.
"Lagi belajar Matematika pula." lanjut Sahira.
Kelas 5C saat itu juga dikerumuni banyak orang. Dari mulai guru, siswa level 5 dan siswa level 6.

Namanya Jason Williams. Mr. Jason ini berasal dari Amerika. Mr. Jason adalah guru bahasa Inggris di English First atau EF. Sudah dulu ya tentang Mr. Jason ini, kembali ke 6A Semangat!

Bu Eha langsung mempersilahkan 6A untuk T2Q. Namun rupanya sebagian dari 6A lebih tertarik untuk 'mewawancarai' Mr. Jason.

T2Q, istirahat, PAI, PKn.
Pak Eman tidak bisa hadir untuk menemani 6A belajar. Namun, Bu Nia menyampaikan pesan dari Pak Eman untuk 6A. Pak Eman menugaskan 6A untuk merangkum bab 6.

Istirahat, Matematika.
"Kelipatan tiga!" seru Bu Nia.
"Satu!"
"Dua!"
"Dor!"
"Empat!"
"Lima!"
"Dor!"
"Tujuh!"
"Delapan!"
"Loh? Kan tujuh..." kata Fauzan.
"Tujuh mah bukan kelipatan tiga." ujar Bu Nia. "Ulangi!"
"Satu!
"Dua!
"Dor!"
"Empat!"
"Lima!"
"Dor!"
"Tujuh!"
"Delapan!"
"Sembilan. Eh, Dor!" Nisa bingung.
"Nisa dapat hadiah ya. Maju ke depan." kata Bu Nia.
Nisa mengangguk. Nisa belum beranjak karena memang belum disuruh meju ke depan.

"Kelipatan tujuh!" seru Bu Nia.
"Satu!"
"Dua!"
"Tiga!"
"Empat!"
"Lima!"
"Enam!"
"Dor!" dan seterusnya.
Akhirnya, Hana menjadi 'korban' kedua. Hana dan Nisa pun maju ke depan. Bukan untuk bernyanyi, menari, atau lainnya. Tapi Hana dan Nisa cukup mengerjakan sebuah soal.

Kemudian 6A akan bernyanyi bersama sambil mengoper spidol. 6A akan menyanyikan lagu dari Pak Fauzi (baca: Lagu Baru Lagi!).
"Urt kidaran kida reda. Abedabe jamu... Urt kidaran kida reda. Abedabe jamu.... Katebe men epere jum ujum. Katebe jamu... Katebe men epere jum ujum. Katebe jamu..."
"Siapa dari kelompok sini?" tanya Bu Nia.
"Sarah!" jawab kelompok Oci dan Salsa.
"Siapa dari sini?" tanya Bu Nia.
"Farhan!" jawab kelompok Rizki dan Kiki.

Sarah dan Farhan mengerjakan soal dari Bu Nia. Setelah membahasnya, Bu Nia menuliskan beberapa soal.
"Kaya yang di 6C!" spontan beberapa murid kelompok T2Q Pak ASep Wijaya mengatakan hal yang sama.
"Itu sama kaya di 6C!" seru seseorang.
"Tadi Rizki kerjain yang itu!" seru Syafiq.
"Bu Nia dulu jadi inget masa SMA...." Bu Nia pun menceritakan panjang lebar tentang masa SMA Bu Nia dulu.

Usai diberi dua contoh soal, 6A mulai menaklukan 5 soal. Tapi berbeda dengan 6C.

"Bagi yang sudah mengerjakan soal di depan, boleh pulang!" kata Bu Nia.
6A mengerjakan 5 soal sajian Bu Nia itu. Satu-persatu murid 6A pun pulang.

Rabu, 16 Februari 2011

Tin Tin

Hari Rabu tiba. Kemarin adalah hari peringatan maulid Nabi Besar Muhammad SAW.

MM, T2Q dan bimbel IPA (reguler).
"Hari ini Pak Fauzi tidak bisa hadir karena ada acara penting." papar Bu Nia.
"Tadi ada Bu!" seru Rizka.
"Pak Fauzi ada acara sampai jam satu. Tadi baru berangkat." ujar Bu Nia.
6A mengangguk mengerti.

6A mengerjakan halaman 186- 189 atau 190-193 atau 194-197. Banyak sekali ya? Jadi begini, yang belum mengerjakan halaman 186-189, silahkan dikerjakan. Tapi kalau sudah, lanjut ke halaman 190-193. Kalau sudah juga, kerjakan halaman 194-197. Kalau sudah semua, ditukar dengan teman sebangku untuk dicocokan.

"Siapa yang mau ikut lomba pidato bahas Inggris?" tanya Bu Nia.
"Mau, tapi nggak bisa." jawab beberapa.
"Yasudah, Bu Nia absen dulu ya siapa yang mau daftar ke UQ." ujar Bu Nia.

Setelah di absen, ternyata 90% memilih untuk melanjutkan pendidikannya di SMPIT Ummul Quro Bogor.

Waktu sudah mulai habis, 6A mengoreksinya bersama-sama. Loh? Bukannya Bu Nia guru Matematika ya? Ternyata, Pak Fauzi memberikan buku kunci jawabannya untuk dikoreksi bersama.

"Bu! Sudah jam 10 lewat!" seru Sahira.
"Eh iya. Kita tutup dengan membaca hamdalah. Alhamdulillah. Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh." kata Bu Nia.
"Wa'alaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh."

Istirahat, Bahasa Indonesia.
6A diminta untuk menulis kalimat penuh arti tentang bunga. Kalimat itu nanti akan dirangkai menjadi sebuah puisi. Hasilnya? Haha, ancur.

Setelah membuat puisi, shalat Dzhur, istirahat, dan Matematika.
"Yang tidak remedial di luar. Kerjakan soal ini. Berdua-berdua ya. Berdiskusi!" kata Bu Nia.
Murid yang tidak remedial langsung berhamburan keluar kelas.

Beberapa murid 6A yang remedial mengeluh berisik kepada yang di luar. Bu Nia pun menegaskan bagi yang bermain di luar untuk tidak berisik. Habisnya, akhwat main donal bebek yang lagi naik daun di 6A. Ikhwannya hanya mengobrol santai di depan ruang guru.

Setelah diperbolehkan masuk, Bu Nia membahas komik Tin Tin.
"Haha... parah Bu kata-katanya!" seru Haidar.
"Nggak masalah, asal kalian tidak melakukannya." kata Bu Nia.
"Kalian boleh membacanya saat tiba waktunya. Bukan saat belajar ya." kata Bu Nia. "Pas istirahat, kalian nggak mau ketinggalan ceritanya pas ke toilet. Bawa saja bukunya. Tapi, pas pelajaran bilangnya kebelet, eh, pas di kamar mandi malah baca buku."
"Hahaha."

Bahasa Sunda.
Beberapa anak terkejut melihat hasil ulangan mereka. Ulangan dadakan itu membuat nilai 6A sedikit turun. Namun masih ada yang 70 keatas. Semoga saja ini bisa menjadi pelajaran bagi 6A. Kalau tidak ada ulangan, harus tetap belajar.

Setelah materi tentang PJOK (bukan olahraga ya). Kalau bahasa Indonesianya SPOK. Kalian pasti tau kan?

Shalat Ashar dan pulang.

Senin, 14 Februari 2011

I Will...

Hari Senin ini tidak ada upacara. Karena ada beberapa siswa SDIT Ummul Quro Bogor yang sedang mengikuti tes supaya bisa mandapatkan beasiswa.
"Semuanya berdiri ya!" seru Bu Nia setelah selesai berdo'a.
"Hari ini kita akan senam!" lanjut Bu Nia.
6A akan senam berantai. Caranya, 6A mengikuti gerakan senam Bu Nia, bila nanti ada namanya yang disebut, maka dia harus menjadi pemimpin senamnya.
"Hahaha." itulah yang terdengar saat 6A sedang senam. Memang lucu gerakan-gerakan 6A.

Bimbel Matematika (reguler).
"Siapa yang tidak membawa buku bimbel?" tanya Bu Nia.
Seseorang mengajungkan tangannya. Bu Nia pun menulis nama orang-orang yang tidak membawa buku bimbel di papan tulis.
"Buka halaman 118. Nomor 1..." dan seterusnya. Bu Nia memberikan kunci jawaban dari nomor 1-10.

"Loh ko jawabannya D?" tanya beberapa orang.
"Iya. Yasudah, nanti kita bahas." kata Bu Nia.

Setelah megoreksi nomor 1-10, Bu Nia beralih pada sebuah nomor. Banyak yang protes karena jawabannya D. Seharusnya jawabannya C. Hmmm... Memang benar jawabannya C!

Kemudian, Bu Nia memberi tantangan yaitu menaklukan soal nomor 25-40 halaman 124-126.

Bahasa Indonesia.
Bu Eha bingung harus bagaimana lagi supaya 6A diam. Akhirnya Bu Eha memberikan tugas kepada 6A setelah membahas halaman 94.

"Makna tersirat maksudnya apa Bu?" tanya Salsa.
"Jadi makna tersirat itu makna yang tidak tertulis. Contohnya amanah!" jawab Bu Eha.

Setelah selesai mengerjakan tugas, 6A istirahat. Kemudian Bahasa Inggris.
"Hmmm..." Bu Sari memandang 6A yang tampak rusuh.
"Sudah mengobrolnya?" tanya Bu Sari.
"Sudah." jawab 6A.
"Oke. Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh." Bu Sari memberi salam.
"Wa'alaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh. Wamagfiratu waridwanu. Amin ya rabbal alamin." jawab 6A.

"Kalian tulis lanjutannya ya!" kata Bu Sari.
Rizki melanjutkan kalimat 'i will' dengan kata-kata 'kick my hand'.
"Hahaha...."
TErus saja di tulis yang tidak-tidak. Kalau nggak aneh, namanya bukan 6A. Haha.

I will kick my hand and *** my friend speak best friends... dan seterusnya. Ada yang tau yang di sensor itu apa? Haha, parah banget!

Setealh itu, 6A ke materi Bahasa Inggris. Kemudian tes dialog.

Istirahat, T2Q.
"Hmm... mudah-mudahan jangan 6A lagi deh. Kemarin pas latihan 6A semua yang jawab." gumam Salsa.
"Iya. Semoga aja bukan 6A!" kata Nisa dan Nadira.
"Amin." ujar Alya.

Saat latihan khatmil Qur'an memang pekan kemarin 6A terus yang menjawab pertanyaan. Namun kali ini tidak. Walau pun masih ada beberapa, tapi tak apalah.

PAI. Ulangan. Banyak murid 6A yang menghafalkan surat Al Maidah ayat 3 (tapi tidak semua) saat di perjalanan menjuju 6A.

Shalat Ashar. Amirul menjadi muadzin, Adi menjadi dzikir, dan Rizal menjadi do'a.


Jumat, 11 Februari 2011

Lagu Baru Lagi!

Matematika. Bu Nia tidak langsung ke materi. Bu Nia meminta Sahira, Salsa, dan Kakang untuk menjadi petugas infaq. Kemudian, Bu Nia meminta kepada 6A untuk berdiri di depan kelas.

"Coba susun dari, maaf ya... badannya dari yang pendek." kata Bu Nia.
"Kamu disana."
"Ih... Kamu kan lebih tinggi."
"Tinggian siapa? Aku atau kamu?"
6A rusuh. Beberapa menit kemudian,
"Akhwat dulu ya. Salma sama Sahira duduk berdua. Ulil dengan Zaenab." dan seterusnya. Bu Nia sedang mengatur formasi duduk.
"Yah..." keluh beberapa akhwat.
"Yasudah. Semuanya duduk!" kata Bu Nia.

Akhirnya formasi duduk tidak diubah. Kemudian materi pangkat dua (pengulangan).

PJK.
"Satu dua tiga empat!" 6A memulai pemanasan dan peregangan dipimpin oleh Syauqi dan Pak Yuhdi.
"Lari ditempat. Satu kali peluit biasa, dua kali peluit kebih cepat, tiga kali peluit semakin cepat, empat kali peluit biasa saja." jelas Pak Yuhdi.
Prit!
Tap tap tap. 6A lari di tempat.
Prit!
Tap tap tap. Lari mereka lebih cepat.
Prit!
Tap tap tap. Lari mereka semakin cepat.
Prit!
Tap tap tap. Lari seperti biasa.
"Sekarang kaua ada bunyi peluit, kalian loncat dan bilang SEMANGAT! 6A Semangat kan?" kata Pak Yuhdi.
Prit!
"SEMANGAT!"
Prit!
"SEMANGAT!"
Prit!
"SEMANGAT!"
Prit!
"SEMANGAT!"
Walau pun sedikit capek, 6A tetap semangat dalam pelajaran PJK tersebut.

6A mulai berbaris sesuai kelompok drama. 6A akan berlari estafet. Namun Saniyyah tidak bersama kelompok Alya karena kelompok Hana kekurangan seseorang, yaitu Hana sendiri.

Setelah itu, 6A akan mencoba loncat jauh. Ada yang jatuh, guling-guling, dan lainnya.

"Pak, akhwat mau main bola ya sama ikhwan." pinta Pipit.
"Kalau mau, akhwat lawan akhwat aja." Pak Yuhdi memberikan usul.
"Nggak mau." tolak beberapa akhwat yang ingin bermain bola.

Karena Pak Yuhdi tidak setuju, akhwat yang ingin bermain bola pun langsung menantang ikhwan.
"Boleh nggak akhwat main bola sama ikhwan?"
"Nggak ah."

"Boleh nggak?"
"Empat empat deh." tawar Syauqi.
"Empat lima deh." tawar akhwat.
"Banyakan aja." usul Pipit.
"Nggak mau ah."

Namun, akhirnya khwan dan ikhwan pun jadi bertanding lima lima. Akhwat bersama Pak Yuhdi.
Prit!
Akhwat dan akhwat mulai adu bola. Belum apa apa...
"Gol!" sorak ikhwan.
"Ayo semangat!" kata suporter akhwat.

Gol! Gol! Gol!
Berkali-kali ikhwan dan akhwat memasukan gol. Haha, walau pun akhwat takut bola, tapi seenggaknya menyetak gol.

Setelah pertandingan selesai, 6A istirahat. Kemudian bimbel Bahasa Indonesia (reguler), shalat Jumat untuk ikhwan dan keputrian dan shalat Dzuhur untuk yang akhwat, bimbel Bahasa Sunda (reguler), dan IPA.

UK bab listrik dan UK bab gaya. 6A tidak ulangan hemat energi karena waktu tak mencukupi.
"Liat deh, Pak Fauzi nulis yang aneh aneh lagi." bisik Zaenab.
"Iya." kata Sarah.

"Stt! Diam!"
"Diam woy!"
"Urt dibacanya urts ya. Biar kaya inggris gitu. Jangan uret." kata Pak Fauzi.
"Hahaha."
"Urt kidaran kida reda abedabe jamu... Urt kidaran kida reda abedabe jamu... Katebe men epere jum ujum katebe jamu... Katebe men epere jum ujum katebe jamu..." Pak Fauzi menyanyikan lagu yang ada di papan tulis.
"Kata Bapak TB, kalau dapaet uang, lari!" seru seseorang.
"Hahaha."

Setelah bernyanyi bersama, 6A shalat Ashar dan pulang.

Kamis, 10 Februari 2011

Selamat Datang Bu Eha!

"Bu Eha!" seru akhwat 6A. Mereka langsung mendatangi Bu Eha.
"Bu Eha!" seru Hana.
"Telat!" canda Hantika.
"Bu Eha!" seru Fauzan.
"Telat!"

6A berbaris dengan wajah yang penuh semangat. Kemudian, barisan semangat itu berjalan memasuki kelas.
"Bersikap!" komando Sahira.
"Bersikap!" komando Salsa.
"Bersikap!" komando Hantika.
"Sikap berdo'a!"
"Tangannya diangkat. Kepala ditundukan. Berdo'a dimulai."

"Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh." kata Bu Eha.
"Wa'alaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh. Wamaffiratu waridwanu. Amin ya rabbal alamin." jawab 6A.
"How are you to day?" tanya Bu Eha.
"Alhamdulillah. I'm fine thank you. And you...?" tanya 6A.
"Alhamdulillah. I'm fine thank you." jawab Bu Eha.

"Sudah sampai mana?" tanya Bu Eha.
"Kemarin ulangan gejala alam." jawab 6A.
"Sekarang bab globalisasi ya. Baca halaman 107 sampai 115 ya." kata Bu Eha.

T2Q, istirahat, PAI.
"Tidak ada PKn ya." kata Pak Musyafa.
"Hore!!! Untung nggak bawa buku PKn." kata Hana senang.
"Yah..." kata beberapa murid 6A. "Capek capek bawa buku PKn, nggak dipake."

Istirahat, Matematika.
"Yang mau dibagikan ulangannya, buang sampah yang ada dibawah meja dulu." ujar Bu Nia.
6A langsung sibuk mengambil sampah besar. Namun, ada yang menyapu lantai. Padahal, Bu Nia hanya meminta untuk membuang sampah besar saja.

"Nadira!" panggil Bu Nia.
"Apa?" tanya Nadira.
"Itu, ambil ulangannya." jawab Alya.
"Oh."

"Oke! Yang mendapat nilai seratus adalah... Muhammad Rizal Abdullah! Sarah Raisadieny! Zaenab Amatillah Rodhiya!" seru Bu Nia.
"Yeee!" 6A memberi tepuk tangan kepada Rizal, Sarah, dan Zaenab.

"Satu kelompok, ambil soal disini ya," kata Bu Nia. "Satu kelompok berdua-berdua. Yang sebangku ya."
"Hah!" Haidar menyela beberapa murid 6A.
"A... Nyangkut!" kata beberapa murid 6A. Tangannya menyangkut didalam toples kocokan.
"Eits! Satu-satu!" cegah Bu Nia.

"Kalau tidak ada tandanya berarti akar pangkat dua. Kalau ada duanya, pemborosan!" kata Bu Nia.
6A mengangguk.

Setelah diberi contoh soal, 6A mulai menulis contoh yang ada di papan tulis.
"Boleh pilih salah satu atau salah dua." ujar Bu Nia.
"Hahaha."

Bahasa Indonesia.
"Tulis sebuah kalimat di kertas yang tadi Bu Eha bagikan." kata Bu Eha.
"Iya Bu." jawab 6A.
"Lebih baik ada SPOKnya ya." lanjut Bu Eha.

Setelah membacakan kalimat-kalimat tersebut, Bu Eha memulai materi. Yaitu menemukan makna bacaan. Maka dari itu, Bu Eha meminta 6A untuk membuka buku Bahasa Indonesia halaman 93-94.

Shalat Ashar. 6A senang sekali karena biasanya mereka terlambat ke Masjid. Namun, akhirnya mereka tidak terlambat juga. Setelah shalat Ashar, 6A pulang.

Rabu, 09 Februari 2011

Ulangan Dadakan

MM, T2Q, bimbel IPA (reguler).
"Keluarkan buku Detik Detik UASBN-nya." kata Pak Fauzi.
"Nggak bawa Pak." kata beberapa anak.
"Belajar di luar ya. Belajar IPA atau apa saja." kata Pak Fauzi tegas.
"Kalian kan sudah kelas 6, kalian tidak boleh lupa bawa buku!" Pak Fauzi mengingtakan.
"Iya Pak."
"Oke. Nomor 1!" lanjut Pak Fauzi.
"Loh? Ko nomor 1. Nomor 21 Pak!" ralat Salsa.
"Maksudnya, nomor 1 sampai 20 sudah. Sekarang nomor 21." jawab Pak Fauzi.

"Hitung benarnya. Bagi empat!" kata Pak Fauzi.
6A sibuk menilai soal masing-masing.
"Kalau ada yang seratus nilainya diantara kalian. Nanti Bapak..." kata Pak Fauzi setengah.
"Traktir kita!" seru 6A.
"Bukan. Nanti Bapak ditraktir kalian." lanjut Pak Fauzi.
"Yah..."
"Hahaha."

Istirahat, Bahasa Indonesia.
"Siapkan panggungnya ya." kata Bu Ulfa.
"Iya."

"Dikocok lagi ya nomor urutnya!" kata Bu Ulfa.
"Woy! Dikocok lagi!" seru Rizka.
"Hore!!!" sorak beberapa murid 6A.

Hasilnya? Nomor urut 1 adalah kelompok Ariq dan kawan kawan. Nomor urut 2 kelompok Alya dan kawan kawan. Nomor urut 3 Hana dan kawan kawan. Terakhir, nomor urut 4 kelompok Rizal dan kawan kawan.

"Dor dor dor!" kelompok Ariq memainkan drama yang bertema perjuangan Palestina.
"A..." Farhan berpura-pura mati.

"Abang tukan bakso, mari mari sini! Aku mau beli!" kelompok Alya bernyanyi ria. Mereka memainkan drama bertema perampok yang ingin bertaubat. Saat itu, para polisi sedang istirahat untuk makan Bakso.

"Loh? Aku dimana? Ade ko tdak ada? Jangan jangan..." kata Karima. Kelompok Hana sedang memainkan drama yang bertema pembunuhan dan penculikan yang misterius. Saat itu, Karima yang sedang berperan sebagai Kakak dibuang oleh para penculik. Sementara Salma, sang adik, dibawa oleh para penculik itu.

"Merdeka atau..." kata Syafik setengah.
"MATI!" teriak Haidar.
Wah, rupanya kelompok Rizal sudah memulai dramanya. Temanya peperangan. Haidar dan Syafiq akan berperang melawan Kiki dan Kakang (pastinya bohongan, kan drama).

Semua kelompok sudah menampilkan dram dengan sebaik mungkin. Walau pun masih ada yang ketawa ketawa, berdebat diatas panggung, senyum senyum, dan sebagainya.

"Hari ini hari terakhir Bu Ulfa mengajar di kelas 6A." kata Bu Ulfa.
"Huhuhu... Hiks... Hiks..." 6A pura pura menangis.
"Nggak usah nangis. Kan nanti juga ketemu di kantor." hibur Bu Ulfa.

Setelah itu, Bu Ulfa mengumumkan nilai pidato kelas 6A. Haidar dan Ariq mendapatkan nilai 96. Nilai merekalah yang paling tinggi diantara seluruh murid dari kelas yang semangat itu. Mereka Insya Allah akan membawakan pidato saat pelepasan nanti.

Istirahat, Matematika, Bahasa Sunda.
Pak Yuhdi mengadakan ulangan. ULANGAN DADAKAN!

"Bapak, riview dulu ya!" pinta 6A.
"Kalian belajar ya. Waktunya mau beraoa menit? 5 menit? 10 menit? 15 menit? 20 menit?" tanya Pak Yuhdi.
"20 menit!" jawab 6A serempak.
"Oke. 20 menit. Tapi, kalau ada satu orang bicara, dikurangi satu menit." kata Pak Yuhdi.

20 menit lebih sudah berlalu. Saat ulangan...
"Ih Bapak! Katanya pupuh doang!" protes 6A.
"Cuma dikit ko." kata Pak Yuhdi enteng.
"4 dibilang dikit Pak?" tanya seseorang.

Agenda kali itu bukan hanya ulangan, namun mencari pribahasa lagi sampai 20. Di perpustakaan...
"Gantian dong ikhwan!" protes Pipit.
"Gantian dong!" tambah Rizka.
"Iya nih." kata akhwat yang lain.

Setelah ikhwan selesai, akhwat meminjam buku yang tadi digunakan ikhwan untuk mencari pribahasa atau babasan.

"6A jadi telat terus nih semenjak kelsa 6 semester dua." gumam Salsa.
"Iya tuh." tambah Hantika.
"Siapa yang telat?" tanya Bu Nia.
"6A Bu."
"Siapa saja?" tanya Bu Nia lagi.
"Ya semuanya Bu." jawab Salsa.

Shalat Ashar dan pulang.

Selasa, 08 Februari 2011

Rizki Yang Nekat

6A usdah berbaris. Saatnya berdo'a. Dilanjutkan MM.
"Jika Bu Nia bilang suatu kata, kalian tulis apa yang pertama kali kalian pikirkan. Contoh, Bu Nia bilang 6A. Kalian tulis semangat. Yang ada dipikiran kalian ya. Bukan berfikir dulu." terang Bu Nia.
"Oh..." 6A mengangguk faham.
"Oke. Indonesia." kata Bu Nia.

Setelah selesai, beberapa hasil tulisan 6A dibacakan.

T2Q dan Matematika.
"Kita quiz ya. Nanti oper soalnya." kata Bu Nia.
"Iya."
"Silahkan perwakilan kelompok maju ke depan untuk mengambil soal." lanjut Bu Nia.

"Mulai!" seru Bu Nia.
"Emmm... Ini berapa ya?"
"Gimana sih caranya?"

Beberapa menit kemudian,
Prok prok prok. Bu Nia bertepuk tangan tanda waktu mengerjakan soal habis.
6A segera mengoper-ngoper soal. Total soal ada 7.


Istirahat, IPS.
"Riview!"
"Riview!"
"Riview!"
"Bu Anis tulis kisi-kisinya, kalian baca dulu. Baru kita riview bersama-sama." Bu Anis menenangkan.

"Nanati 6A Mentoringnya di kelas ya. Sama Pak Wartono." kat Bu Anis.
"Yah..."

Setelah riview, 6A mengerjakan soal ulangannya.

Istirahat, Mentoring, IPA.
"Ulangan ya." kata Pak Fauzi.
"Hah?"
"Kan pekan depan Pak." kata Rizka.
"Minggu depan Pak." tambah Salsa.
"Iya tuh." yang lain mengiyakan.

"Zam zam kuli kuli." beberapa murid 6A menyanyikan lagu yang ditulis Pak Fauzi.
"Kan kulinya cuma satu kali!" seseorang mengingatkan.
"Eh iya."

"Zam zam kuli." kata Salsa.
"Nggak enak banget ya?" komentar Sahira.

"Kita nyanyi ya. Kaya gini. Zam zam kuli kuli kuli kuli kuli kuli. Zam zam kul. Zam zam kul. Zam zam kuli kuli kuli kuli kuli kuli. Zam zam kul. Zam zam kul. Arasyi... Arasyisi..." Pak Fauzi mencontohkan.
Akhirnya murid 6A mengikutinya. Mereka bernyanyi ria.

"Ada syaratnya kalau nggak mau ulangan." kata Pak Fauzi. "Harus ada seseorang yang berani."
Rizki langsung maju ke depan menghampiri Pak Fauzi.
"Apa?" tanya Rizki.
"Apa?" tanya Pak Fauzi.
"Ya ada apa?" tanya Rizki lagi.
"Nanti baca apa saja yanga ada di lampu, bagaimna pun caranya." kata Pak Fauzi.
"Bohlam kaca, gas..." omongan Rizki terputus.
"Eits." kata Haidar dan Oci.
"Yang itu." tnjuk Pak Fauzi.

Akhirnya, Rizki naik ke meja yang di atasnya ada kursinya. Ikhwan langsung menahan kursi tersebut agar Rizki tidak jatuh. Kalau Rizki jatuh, maungkin akan menelan korban lebih banyak.

Rizki mulia menyebutkan apa saja tulisan yang ada di lampu tersebut. Sementara Rizal menuliskan tulisan tersebut di papan tulis.

Beberapa menit kemudian, Rizki turun. Setelah itu, mulailah materi hemat energi.

Shalat Ashar dan pulang.

Senin, 07 Februari 2011

Semakin Panas Cuacanya, Semakin Deras Hujannya

"Hore! Nggak ada upacara!" sorak 6A senang.
"Yey!"
"Bu, aku sama Naura ya yang nyiapin." pinta Pipit.
Bu Nia menganggguk.
"Siap gerak!" komando Pipit dan Naura.

Setelah Berbaris, 6A masuk kelas dan berdo'a. Kemudian, MM dimulai.
"MM kita mengisi target yang sudah digelar oleh Pak Yuhdi." kata Bu Nia.
"Lima orang lima orang ya!" lanjut Bu Nia.
"Iya Bu."
"Akhwat dulu ya. Alya, Nisa, Pipit, Hana." lanjut Bu Nia.

Sementara itu, di depan kelas 6A, sudah banyak yang mengantri untuk mengisi target mereka.
"Uuu... Sesak!"

Akhwat sudah mengisi target mereka masing-masing. Kecuali Ulil. Ulil absen pada hari itu.
"Woy ikhwan! Ngisi targetnya!" seru akhwat.

Tiba-tiba, Pak Abdrahman datang.
"Jangan diambil Pak pialanya!" rengek Sahira.
"Piala apa?" tanya Pak Fauzi.
"K3 Pak."

Bimbel Matematika (reguler).
"Ada yang masih ingat? Waktu itu Bu Nia beri PR?" tanya Bu Nia.
"Ingat Bu."
"Siapa yang sudah mengerjakan?" tanya Bu Nia lagi.
"Kelompok sini siapa?" Bu Nia mulai mengecek satu persatu murid 6A. Apakah sudah mengerjakan PR, atau belum?
"Seingat Bu Nia, Bu Nia ngasih PR sebelum Try Out kan?" tanya Bu Nia.
6A mengangguk.
"Padahal PR bisa dipakai untuk belajar. Terus, kalian belajar pake apa?" Bu Nia heran.

"Nomor 40 Bu!" pinta 6A.
"Nanti dibahasnya kalau ada waktu." jawab Bu Nia.
"Oke. Nomor 14. Perhatikan!"

Bahasa Indonesia.
Kali ini 6A akan menunjukan bakat-bakat mereka dalam bidang berakting. Materinya drama. Kelompok Alya dan kawan kawan mendapat giliran pertama. Kemudian Ariq dan kawan kawan, Rizal dan kawan kawan, dan terakhir Hana dan kawan kawan.

"Yang paling kocak Ariq dan kawan kawan. Tapi yang paling seru kelompok aku (Alya dan kawan kawan). Soalnya kejar-kejaran." komentar Nisa.
"Yang paling kocak, kelompok Haidar (Rizal dan kawan kawan)." komentar Karima.

Saatnya 6A menyerbu kantin. Untuk apalagi kalau bukan untuk jajan. Yup! Saatnya istirahat.
"Pemenang K3 level 6 adalah... Kelas 6D!" seru Pak Abdurahman.
"Hore!" tampak Bu Emil senang atas kemenangan 6D.
"Hmmm... Ternyata mempertahankan itu susah ya." gumam seseorang.

Bahasa Inggris.
"Emang hari ini ulangan ya?" tanya Rizka.
"Iya." jawab Bu Sari.
Beberapa murid 6A tampak panik. Untung saja Bu Sari meriview materi yang akan diulangankan.

T2Q. Level 6 kembali lataihan Khotmil Qur'an. Karena, Khotmil Qur'an akan segera dimulai beberapa hari lagi.

PAI, PKn.
"Mau diriview bersama-sama atau sendiri-sendiri?" tanya Pak Eman.
"Sama-sama!"
"Sendiri-sendiri!"
"Siapa yang mau bersama-sama?" tanya Pak Eman.
Kebanyakan memilih riview bersama-sama.
"Oke. Bersama-sama."

Setelah riview, 6A menekuni kertas ulangan PKn tentang ASEAN. Mereka mulai menjawab satu persatu soal yang disajiakan. Walau pun masih bingung sedikit.

"Allahu akbar allahu akbar!" terdengar suara azan berkumandang dari Masjid.
"Bapak! Udah azan!" seru Rizki.
"Kita tutup dengan membaca hamdalah. Alhamdulillah... Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh." kata Pak Eman. "Yang belum selesai, lanjutkan."
"Wa'alaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh. Iya Pak." jawab 6A.

Setelah shalat Ashar,
"Makin panas cuacanya, makin deras hujannya." kata seseorang.
"Iya."

Jumat, 04 Februari 2011

Gara Gara Sudoku

MM, eh lupa! Tidak ada MM ya. Haha, maaf maaf. Kembali ke aktifitas 6A lagi ya. Saat itu Matematika sedang berlangsung.
"Coba kita ubah posisi kelas kita yuk," ajak Bu Nia.
"Ribet Bu. Masa kelas dibawa-bawa." celetuk sesorang.
"Hahaha."
"Maksudnya formasi duduknya." Bu Nia meralat.
"Oh..."

NGITTT.
Sungguh berisik kelas 6A. Pagi yang amat berisik. Untung saja masih bisa terkontrol.
"Yey! Di depan!" sorak Haidar dan Oci penuh kemanangan.
"Ikhwan kenapa berkumpul disitu semua? Lihat formasinya!" tegur Bu Nia.
Syafiq dan Kakang menggeser mejanya. Mereka duduk di belakang Sahira dan Salsa. Ikhwan lainnya mengikuti. Namun, di tempat yang lain.

Selang beberapa menit kemudian, formasi duduk 6A sudah berbeda. Tempat duduk mereka mengarah ke jendela.

Tak lama kemudian, Matematika dimulai.
"Sebenarnya Bu Nia memfoto copy LKJ kalian." kata Bu Nia.
"Wah!"
"Ilegal sih. Tapi tidak masalah. Yang mau lihat hasilnya, hubungi Bu Nia ya." lanjut Bu Nia.
6A mengangguk mengerti.

PJK. Inilah yang ditunggu-tunggu 6A. Mereka akan bermain baseball.

Ikhwan mulai membagi kelompok sesuai kelompok Mentoring. Akhwat berbeda, akhwat membagi kelompok sesuai kelompok drama Bahasa Indonesia.

TUING!
Bola tenis hijau itu melambung tinggi.
"Lari! Lari! Lari!" akhwat heboh menyemangati ikhwan.
"Hore!"
"Keren ya. Tinggi banget mukulnya." komentar seseorang.

Beberapa menit kemudian, akhwat bergantian bermain baseball.

TUING!
Bola tenis hijau itu kembali melambung tinggi.
Namun,
"Aduh." Salma melirik ke belakang. Ia mengenai bola tenis. Salma belum berhasil berlari sampai garis akhir.

Setelah itu, olahraga bebas. Akhwat bermain baseball dan ikhwan... Apalagi kalau bukan bermain bola? Namun, kali ini mereka bertanding melawan kelas 3D. 3D tangguh juga ya.

Istirahat, bimbel Bahasa Indonesia (reguler).
"Drama Bu!" kata Salsa.
"Sekarang bimbel." kata Bu Ulfa.
"Kata Bu Ulfa harai ini drama." kata seseorang.
"Maaf maaf. Bu Ulfa lupa." Bu Ulfa meminta maaf.
"Drama aja Bu. Bimbelnya dituker aja." usul Rizka.
"Gimana kalau bimbel 30 menit. Sisanya drama?" tanya Bu Ulfa.
"Iya!!!"

"Sampai nomor 20 ya. Oke, nomor 1!" kata Bu Ulfa.
"B." jawab 6A serempak.
"Iya benar."

Setelah sampai nomor 20,
"Tanggung deh. 5 nomor lagi ya." kata Bu Ulfa.
"Iya."

Setelah sampai nomor 25,
"Tanggung deh. 5 nomor lagi ya." kata Bu Ulfa.
"Tambah 5 aja terus Bu. Sampai selesai." kata Hantika.
"Hahaha."

Setelah samapi nomor 30, 6A bukan langsung tes drama. Mereka belum siap sekarang. Akhirnya waktu yang ada dipergunakan untuk latihan drama.

Ikhwan ke Masjid untuk Shalat Jumat, akhwat keputrian dana Shalat Dzuhur. Kemudian istirahat.

Bimbel PKn (reguler).
"Dulu nilai Pak Eman kurang. Namun karena pelajaran PKn, nilai Pak Eman bagus." kata Pak Eman.
"Tau gak nilai Pak Eman yang paling jelek? MATEMATIKA!" lanjut Pak Eman.
"Belajar dong sama Bu Nia." kata 6A.
Pak Eman tersenyum.

"Teliti ya. Kadang-kadang suka ada tulisan kecuali. Bapak lihat di 6B dan 6C ada yang kurang teliti." Pak Eman mengingatkan.
"Iya Pak."

IPA.
"Bapak salah masuk kelas ya?" tanya 6A.
"Ini ada tugas dari Pak Fauzi." jawab Pak Rizal.
"Oh."

Sementara 6A sibuk mengerjakan tugasnya, Pak Rizal asyik mengerjakan sudoku yang digunting Pak Rizal dari koran. Beberapa murid 6A mendekati Pak Rizal. Beberapa diantar mereka diberi tugas tambahan. Ya... mengisi sudoku. Haha.

"Bapak jangan main sudoku terus! Udah jam setengah empat!" protes 6A.
"Kita tutup dengan baca hamdalah. Alhamdulillah. Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh." Pak Rizal menutup pelajaran IPA.
"Wa'alaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh." jawab 6A.

Setelah Shalat Ashar, 6A pulang.
"Ingat! Besok bimbel!" kata Bu Nia di kelas.
"Iya!"

Rabu, 02 Februari 2011

Pantai A vs Pantai B

Rabu, 2 Februari 2011. Level 6 telah berhasil melewati tantang dari JSIT untuk menyelesaikan Try Out Bahasa Indonesia, Matematika, dan IPA. Bagimana ya menurut beberapa murid 6A tentang soal Try Out JSIT?
"Yang paling susah Matematika, kedua Bahasa Indonesia, dan yang ketiga IPA." komentar Nadira.
"Yang paling susah Matematika, terus Bahasa Indonesia, dan terakhir IPA. Matematika mah ngebingungin." komentar Rizki.
"Matematika susah, sisanya gampang," komentar Ulil.

Matematika.
"Kalau pantai A itu banyak pohon, pasirnya putih, ombaknya tidak terlalu tinggi. Tapi kalau pantai B ombaknya besar, setiap dua minggu ada..." omongan Bu Nia terputus.
"Tsunami!" seru 6A.
"Nggaklah. Ada badai, pohonnya sedikit. Siapa yang pilih pantai A?" tanya Bu Nia.
Mayoritas yang memilih A adalah akhwat. Beberapa ikhwan ada juga yang memilih A.
"B?" tanya Bu Nia lagi.
Mayoritas yang memilih B adalah ikhwan. Beberapa akhwat ada juga yang memilih B.
"Suatu hari, dua pantai tersebut terjadi sebuah badai. Kalau nahkoda pantai B sih biasa saja. Karena sudah sering terjadi badai. Bagaimnana dengan pantai A? Nahkodanya saja sudah panik, bagaimana dengan anak buahnya?" lanjut Bu Nia.
"Bagaimana dengan penumpangnya?" gumam Haidar.
"Jadi, kalau kalian sudah terbiasa dengan soal-soal yang susah, maka nanti akan biasa. Tapi, kalau terbiasa dengan yang mudah,..." terang Bu Nia.

Latihan soal, kemudian istirahat, dilanjutkan Bahasa Indonesia.
Melanjutkan pidato bagi yang belum. Kemudian membacakan berita bagi yang belum, dan membuat naskah drama.
"Kalian mah ngikutin!" protes Rizka.
"Mana ku tahu?" Haidar bingung.
Tema drama mereka 'katanya' sama. Ada penculikannya, ada detektifnya, dan lain lain.

"Liat dong naskah dramanya," pinta Pipit kepada Haidar.
"Nih." Haidar memberikan naskah dramanya.
"Jihh. Upik Abu namanya." yang melihat naskah dramanya tak menyangka.
"Siapa yang jadi upik abu?" tanya Sahira.
"Haidar."

Shalat Dzuhur dan pulang.

Selasa, 01 Februari 2011

2 Jam untuk Try Out Matematika

Dengan wajah semangatnya, murid level 6 kembali mengikuti Try Out yang kedua. Sajian soal Matematika pun ada di depan mata.

Jam menunjukan pukul 9 tepat. Saatnya soal dikumpulkan. Namun, sebagian dari level 6 belum selesai mengerjakan soal tersebut. Akhirnya, diberilah waktu 1 jam lagi untuk mengerjakan soal Matematika itu.

Bagimana pendapatmu tentang Try Out kali ini? Menurut sebagian murid 6A, Try Out Matematika dari JSIT itu ada yang bilang gampang gampang susah, susah susah gampang, susah banget, dan lain lain.

Istirahat, kemudian IPA.
"Kita akan belajar induktor dan isolator." kata Pak Fauzi.
"Itu tulisannya iduktor." ralat 6A.
"Dah. Nih." Pak Fauzi menulis huruf N.
"N-nya aneh. Terbalik Pak." ralat 6A lagi.
"Kita tidak belajar induktor, tetapi konduktor dan isolator." Pak Fauzi mengalihkan pembicaraan.

"Kalian coba cari benda konduktor dan isolator. Kalau konduktor,..." terang Pak Fauzi.
"Nih lihat. Lampunya menyala kan?" lanjut Pak Fauzi.
"Iya. Nyala."
"Berarti sendok itu konduktor."

Setelah IPA, istirahat. Ada yang makan, ada yang ngobrol, dan ada yang main karet.
"Ahhh. Gituan mah gampang." kata Haidar.
"Coba kalau bisa loncat." tantang akhwat yang sedang bermain karet.
"Gampang." Haidar melewati (bukan meloncat) karet dari bawah alias ngolong.
"Yahhh. Kaya gitu. Kita juga bisaa." ledek akhwat yang bermain karet.

Tuing.
"Yahh. Putus. Jangan ditarik dong!" protes Nadira.
"Siniin karetnya." pinta Sahira.
"Kasih Rul." kata Syauqi.
"Nihh." Amirul memberikan karet yang putus itu.

Shalat Dzuhur dan pulang.