Pagi itu usai berbaris, murid 6A langsung berdo'a dan mulai mengerjakan soal matematika.
"Kenapa harus pake lembar jawaban?" tanya Rizka.
"Supaya terbiasa nanti di UASBN." jawab Bu Nia.
"Yahh..." keluh murid 6A.
"Kasian Kakang. Belum pernah nyobain kan?" kata Bu Nia.
Semua langsung melihat muka Kakang.
"Bu! Aku lupa nomor induknya!" kata Adi.
"Bentar ya. Gantian." kata Bu Nia sambil memberikan rekap shalat yang memang ada nomor induknya kepada Sahira.
"Udahh..." kata Sahira yakin.
"Nih Adi." Bu Nia memberikan rekap shalat.
"Semuanya perhatikan. Kalau enggak, nanti bakalan ada yang bilang, 'Bu Nia ko gak kasih tau dari tadi?'. Makanya perhatikan ya. Nomor 21." kata Bu Nia.
Usai Bu Nia menjelaskan beberapa nomor, murid 6A langsung mengerjakan soal.
Ditengah UAS matematika..,
"Haahhhh... Hahahhaaahhh..." Kakang jahil.
"Ihhh! Diem!" bebrapa anak mengeluh.
"Piiiwwwww!" kata Kakang lagi.
"KAKANG!!!" murid 6A mulai emosi.
"Hehhh (kaya kaget)..."
"Hehhh (nambah kaget)!!!"
"Sahira!" tegur Rizka kepada Sahira yang sedari tadi 'heh heh' terus.
"Heh (kebingungan)?!"
"Hahaha"
Istirahat dan tarjamah.
"Yahhhh..." keluh murid 6A lagi.
"Kenapa mengeluh! Ini kan buat kalian juga. Kita nanti harus terbiasa mengisi seperti ini!" tegur Bu Nia.
Murid 6A hanya terdiam. Mereka pun mulai mengisi lembar jawaban.
"Udah jam setengah sebelas Bu!" seru Ama.
"Hah???"
"Bu Dwi kasih waktu 15 menit lagi. Ayo cepat kerjakan. Jangan ngobrol." kata Bu Dwi.
Beberapa murid yang belum selesai panik.
"Susah banget!" kata Salsa.
Beberapa anak mengiyakan.
"Gampang gini!" timpal Fauzan.
"Iya tuhhh..." tambah Adi.
Usai UAS tarjamah, pulang deh.
Senin, 06 Desember 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar