
"Naura dan Sahira silahkan ke bawah tukar bajunya." kata Bu Eha yang melihat Naura dan Sahira telah mengeluarkan bajunya.
"Terimakasih Bu."
"Assalamu'alaikum." akhiranya Naura dan Sahira kembali.
"Wa'alaikumsalam. Baik anak anak silahkan ke bawah PKJ." kata Bu Eha.
"Tuhkan betul. Aku ada firasat gak enak. Ke bawah lagi. Capek deh." Sahira kecapekan.
PJK memang di tukar dengan Tarjamah.
"Pak, jalan jalan dong. Refresing Pak." kata Rizka.
"Kan nanti hari Kamis." jawab Pak Yuhdi.
"Kelamaan." tamabah Pipit.
"Iya deh boleh. Silahkan buat dua barisan. Ikhwan disini satu baris. Akhwat disini satu baris. Mari kita jalan. Ke kanan ya." Pak Yuhdi memberi intruksi.
"Eh, katanya lewat sungai." kata Nisa.
"Apa???"
Saat tiba di jembatan,
"Di kirain basah basahan."
"Hahaha."
"Lewatin tangga 30. Yang gak mau jongkok berdiri 30 kali." kata Pak Yuhdi yang baru selesai turun tangga.
"Eh liat tuh Oci bawa siapa?" tanya Saniyyah.
"Hahaha."
"Sini aku bantuin." kata Icha mengulurkan tangan.
"Kita kan kompak. Jadi harus kerjasama!" kata Hana setuju melihat ke pedulian Icha.
"Aduhhh." Sahira jatuh. Tapi tidak lepas dari pegangan tangan Naura.
"Hati hati Sah." teriak Rizka.
"Oke."
"Ke lapangan ya." kata pak Yuhdi memberi tahu.
"Iya."
"Eh, ada yang giring bebek tuh." Salma menunjuk Rizal.
"Hahaha."
"Ih, ada kotoran bebek." kata Salma.
"Tali sepatu Ama gak keiket." Pipit melihatnya.
"Si Oci ke tinggalan lagi tuh."
"Cepetan Ci!"
"De, jangan nginjek ke sini. Jangan di peperin." seorang Bapak yang masih terlihat segar itu marah.
"Iya iya." murid 6A kesal.
"Si Oci salah jalan tuh." Fauzan melirik.
"Biarin ah. Males liatin dia."
"Hahaha."
Tarjamah, istirahat, terus IPA tanpa Pak Fauzi.
"Tadi ada Pak Fauzi." kata Ulil.
"Iya."
"Tapi ada tugas." Pak Mukhlis menulis di papan tulis.
Shalat Dzuhur dan Shalat Jumat, lalu Metematika.
"Akhwat baris. Ikhwan baris." mulai Bu Nia.
"Begini permainannya..." Bu Nia memulai menjelaskan. "Jadi akhwat boleh ke ikhwan atau sebaliknya."
"Ihhh..." yang di ujung berpindahan.
"Hahaha."
IPS.
Wajah wajah cemas terlihat. UTS IPS memang menegangkan.
"Sudah sudah. Kalian telah berusaha." hibur Bu Eha "Sekarang kerjakan halaman berikut."
"Boleh di perpus?" tanya Salsa.
"Boleh."
Shalat Ashar yang diakhiri hujan lebat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar